Mental - Salah Satu Hal Penting yang Sering Dilupakan Saat Menulis Jurnal

Belajar dari kesalahan adalah hal yang baik untuk dilakukan terutama oleh para trader di pasar keuangan. Salah satu cara untuk bisa mengetahui dimana letak kesalahan kita saat melakukan aktivitas trading adalah dengan membuat Jurnal Trading.

Ya, tentu semua pembaca setia blog ini telah mengetahui pentingnya membuat catatan aktivitas trading kita atau biasa dikenal dengan jurnal trading. Sebagian dari kita ada yang senang menuliskan catatan aktivitas tradingnya melalui forum-forum yang menyediakan fasilitas untuk menulis jurnal trading dengan alasan agar bisa mendapatkan masukan dari teman-teman trader lainnya. Namun, ada juga yang lebih senang menuliskan setiap aktivitasnya pada jurnal pribadi di komputer masing-masing atau di buku masing-masing. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan, tapi bukan itu yang akan saya bahas kali ini.



Di tulisan singkat ini saya mencoba mengupas mengenai masalah perubahan mental yang justru sering terlewatkan untuk dicatat. Apakah penting untuk mencatat perubahan mental tersebut di jurnal trading kita???
Menuliskan analisa teknikal maupun fundamental pada jurnal trading kita, mengapa kita membuka atau menutup posisi, berapa lot yang kita buka, dimana meletakkan SL dan dimana meletakkan TP sudah menjadi hal yang biasa kita lakukan. Walaupun belum semua bisa berdisiplin dengan hal tersebut, hehe...Namun, ada hal penting yang kadang kita lewatkan untuk kita catat di jurnal trading kita, yaitu mengenai Kondisi Mental. Kondisi mental yang saya maksud bisa dibagi menjadi beberapa bagian seperti di bawah ini :

Kondisi Mental Sebelum Membuka Posisi

Sebelum kita membuka posisi, sangat penting bagi kita untuk menjaga mental kita tetap baik. Artinya kita tidak berada dalam kondisi marah, ingin balas dendam, banyak masalah keluarga, dll. Jika kita mau menelusuri sejenak kebelakang, sangat sering kita melakukan open posisi yang melanggar rule justru saat kondisi mental kita sedang tidak dalam kondisi yang baik. Hal itu terjadi karena saat mental kita tidak dalam kondisi yang baik, maka obyektifitas kita untuk menganalisa dan membuka posisi sangat diragukan. Dan tentu hasil dari analisa tersebut juga tidak bisa diandalkan untuk bisa menghasilkan posisi yang sesuai dengan rule. Hasilnya juga sudah bisa ditebak bukan? hehehe...

Kondisi Mental Saat Posisi Telah Dibuka

Saat posisi telah dibuka, bukan berarti kita bisa membiarkan kondisi mental kita tidak karuan, atau membiarkan emosi kita terpengaruh oleh pergerakan harga. Ini juga sering terjadi bukan? hehe...sangat sering ketika posisi telah kita buka, kita justru tidak bisa mengatur kondisi mental kita untuk tetap melihat perubahan yang terjadi pada pasar secara obyektif. Sangat sering kita terpengaruh oleh takut dan serakah saat posisi telah kita buka. Contohnya, saat harga bergerak berlawanan dengan posisi kita, kita akan takut, lalu secara prematur kita menutup posisi kita. Setelah posisi kita tutup, kita baru sadar bahwa harga yang bergerak berlawanan dengan posisi tersebut sebenarnya masih berada dalam batas toleransi, artinya harga belum mencapai SL atau analisa awal kita saat membuka posisi belum fail. Setelah posisi ditutup ternyata harga bergerak sesuai dengan posisi kita tadi bahkan bergerak cukup jauh sesuai dengan posisi kita. Menyesakkan bukan? ahihihihi...

Contoh lainnya adalah ketika kita tidak menutup posisi yang profit meskipun telah ada tanda-tanda pelemahan dari trend yang kita ikuti. Misal kita membuka posisi buy, lalu harga bergerak naik searah posisi kita. Melihat hal tersebut, kita begitu senang dan terpengaruh oleh keserakahan. Beberapa saat kemudian sebenarnya pelemahan dari pergerakan naik sudah muncul pada data harga yang kita amati. Namun, karena kondisi mental kita sudah tidak stabil dan terpengaruh oleh keserakahan, maka kita membiarkan posisi tersebut bahkan tanpa memindahkan posisi SL kita menjadi SL +. Akhirnya posisi yang sebelumnya profit berubah menjadi minus, sampai disini hampir bisa dipastikan mental kita akan semakin kacau dan hasilnya sudah bisa ditebak juga kan? hehe...

Saya rasa, kedua kondisi mental tersebut sangat penting untuk selalu kita catat di jurnal trading kita. Seperti kita ketahui bahwa mental seseorang itu begitu mudahnya berubah dan terpengaruh oleh lingkungan. Dengan mencatat perubahan-perubahan mental yang kita alami selama aktivitas trading kita, maka kita bisa lebih mengetahui secara lengkap perjalanan trading kita.

Contoh yang paling sering kita temui yaitu ketika kita mengalami loss secara terus-menerus padahal secara analisa teknikal maupun fundamental kita sudah menguasai. Kita melakukan review berulang-ulang dari jurnal kita tapi tetap masalahnya kembali terulang dan terulang lagi. Hal itu terjadi karena kita lupa untuk mencatat kondisi mental yang kita alami disetiap aktivitas trading kita. Akhirnya kita menyalahkan sistem trading yang kita gunakan, dan kita belajar lagi sistem yang baru, begitu seterusnya sampai semua yang kita miliki habis untuk deposit.

Semoga dengan adanya tulisan ini, semakin membuka kesadaran kita akan pentingnya mencacat kondisi mental kita dan mengawasi perubahan-perubahan mental kita selama aktivitas trading di pasar keuangan. Karena tidak dipungkiri bahwa mental yang baik sangat berpengaruh dalam kesuksesan kita di pasar keuangan ini.


Semoga bermanfaat...

Salam profit,

- FXri -